Pengharapan akan keadilan Allah.

Mazmur 43
Minggu Epifania ke-4

Ada saatnya bagi kita untuk menerima semua tekanan dari
lingkungan yang tidak seiman dengan sepenuhnya bersandar kepada
Allah yang akan menolong dan memberikan kekuatan. Ada pula
saatnya bagi kita untuk mendobrak keluar dari tekanan itu dengan
meminta Allah bertindak.


Mazmur 43 sebenarnya menyambung Mazmur 42. Pemazmur yang mulai
berhasil mengatasi perasaan tertekannya sekarang meminta Allah
bertindak demi keadilan-Nya. Ia adalah orang saleh yang
mengalami penindasan dari orang-orang yang jahat, yaitu kaum
tidak saleh, penipu, dan orang curang (ayat 1).


Tidak jelas apa yang pemazmur minta untuk Allah lakukan terhadap
para musuhnya demi keadilan-Nya. Namun, pemazmur tahu apa yang
ia dan bangsanya butuhkan. Pemazmur meminta agar Tuhan yang
selama ini diyakininya sebagai tempat pengungsiannya bersegera
menuntunnya kembali ke tempat di mana mereka boleh menikmati
hadirat Allah (ayat 2,3).


Permintaan si pemazmur agar Tuhan bersegera melepaskan dia dari
lingkungan orang-orang yang tidak percaya Tuhan sebenarnya
mewakili kerinduan umat Israel untuk lepas dari penjajahan Babel
dan kembali ke tanah mereka sendiri. Bagi mereka tempat ibadah
yang sejati hanyalah di Yerusalem, kota kudus Allah, dan secara
lebih spesifik lagi Bait Allah yang berdiri di Gunung Sion (ayat
3). Selama mereka masih dibuang di Babel, mereka tidak dapat
dengan bebas beribadah kepada-Nya. Selama itu pula mereka tidak
dapat menikmati Allah maupun Allah menikmati korban-korban
persembahan dan puji-pujian mereka (ayat 4).


Sekali lagi pemazmur menasihati jiwanya agar menaruh harapan pada
Allah saja.


Renungkan:
Katakan pada jiwa Anda: “Allah akan menolong saya.” Lalu,
bersyukurlah kepada-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.