Alfa dan Omega.

Wahyu 2:8-11
Minggu Advent 3

Kemungkinan jemaat Smirna didirikan oleh Paulus selama
perjalanannya yang ketiga, tahun 53-56 (Kis. 19:10). Jemaat di
Smirna adalah jemaat yang menderita. Penderitaan yang meliputi
beberapa hal: [1] menderita kemiskinan dan dikucilkan dari
kehidupan masyarakat umumnya. Ini terjadi karena orang Kristen
di kota ini menolak untuk menyembah Kaisar di kuil; [2] korban
fitnah. Orang Kristen yang tidak menyembah Kaisar difitnah dan
dipojokkan oleh orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang
melanggar peraturan. Firman Tuhan menyebut orang-orang Yahudi
ini sebagai “jemaah Iblis”, karena pekerjaan yang mereka lakukan
adalah pekerjaan Iblis yang mendakwa dan menuduh orang-orang
percaya; [3] menderita di penjara. Penjara adalah suatu hukuman
yang biasanya berakhir dengan penderitaan yang keempat yaitu
kematian. Istilah kesusahan selama sepuluh hari di sini menunjuk
kepada periode yang penuh dan tertentu, namun singkat.
Polikarpus adalah seorang teladan yang telah menjadi martir
akibat kesetiaannya kepada Kristus. Di kota Smirna keputusan
untuk menjadi pengikut Kristus sungguh-sungguh merupakan
pengorbanan yang nyata, suatu kehidupan yang berisiko.


Namun, di tengah-tengah penderitaan ini Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya sebagai Yang Awal dan Yang Akhir. Dia bahkan mengetahui
segala sesuatu yang dialami jemaat-Nya, dan itu berada di bawah
kuasa-Nya (ayat 10). Dia adalah Penguasa kekal, yang
sesungguhnya, jauh lebih tinggi daripada Kaisar. Dia telah mati
tetapi hidup kembali, dan telah mengalami penderitaan sampai
batas kematian namun berkuasa mengalahkan kuasa kematian.


Renungkan:
Hal terindah yang harus kita syukuri adalah bahwa melalui
penderitaan itu kemurnian iman kita diuji dan dinyatakan. Bahkan
kepada mereka yang setia kepada-Nya sampai batas ajal, akan
dikaruniakan mahkota kehidupan. Kiranya Tuhan menguatkan kita
untuk berani menderita bagi-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.