Faedah buah sulung.

1Korintus 15:20-34
Minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Kristus telah bangkit sebagai yang sulung menurut urutan
kebangkitan orang-orang yang telah meninggal. Hal ini
mengindikasikan bahwa orang-orang yang telah meninggal namun
telah menjadi milik-Nya akan dibangkitkan kemudian. Yang dimaksud
adalah waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, Kristus datang
sebagai Raja dalam pemerintahan-Nya. Ia adalah Raja yang telah
menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya. Ia menjadi Raja
hingga musuh terakhir dibinasakan yaitu maut. Kristus juga adalah
Anak yang menaklukkan diri-Nya di bawah Dia yang telah
menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah, Sang
Pencipta dan Penguasa menjadi semua di dalam semua (ayat 20-28).
Demikianlah Paulus menguraikan arti kebangkitan yang benar kepada
jemaat.


Ada dua alasan bagi Paulus yang menganggap penting baginya memberikan
pemahaman yang benar tentang kebangkitan. Pertama, tujuan dan
manfaat baptisan bagi orang mati merujuk pada penggunaan simbol
partisipasi Kristen dalam kehidupan kekal. Kedua, menjadi martir
tiap-tiap hari dalam menghadapi bahaya maut demi pemberitaan
injil. Pengharapan yang mendalam tentang apa yang kita percaya
dan beritakan, akan menjadikan baptisan berfaedah dan menjadi
martir tidak sia-sia. (ayat 29-32)


Demi mempertahankan kepercayaan pada kebangkitan Kristus yang membawa
faedah itu, maka tugas orang-orang Kristen pada masa kini adalah
bijak dalam menikmati kehidupan sekarang. Hedonisme dan pergaulan
buruk yang mencakup pergaulan bebas dan perbuatan-perbuatan dosa
harus segera dibuang dan ditinggalkan. Sebaliknya, nantikan
kehidupan kekal yang kita harapkan dengan mawas diri terhadap
dosa dan berusaha terus untuk hidup dalam pengenalan yang benar
tentang Allah (ayat 33-34).


Renungkan:
Memberi diri dibaptis dan menjadi martir demi faedah buah sulung
tidak akan sia-sia.

Scripture Union Indonesia © 2017.