Antara cinta dan benci.

1Samuel 17:55-18:16
Minggu ke-9 sesudah Pentakosta

Ada orang-orang yang begitu mencintai dan mengagumi kita,
menyenangi dan memuji-muji kita. Ada pula orang-orang yang
bertindak sebaliknya. Memang kita tidak dapat membuat semua orang
berpihak kepada kita. Namun, standar apakah yang bisa kita pakai
dalam bersikap di tengah-tengah begitu banyak tuntutan?


Kisah Daud dan Goliat ditutup dengan percakapan antara Saul dengan
Daud (ayat 55-58). Pertemuan Daud dengan Saul di sini janggal:
Saul masih belum mengetahui nama Daud, namun ini merupakan
pertemuan awal yang akan memuncak menjadi pertikaian nantinya.
Ketika Saul membawa Daud ke kediamannya dan menetap di sana, kita
melihat reaksi dari banyak orang kepada Daud. Pertama-tama,
reaksi Yonatan yang "mengasihi" Daud. Hal ini bisa berarti ada
ikatan persahabatan yang cukup emosional antara Daud dan Yonatan,
tetapi bisa juga menunjukkan bahwa Yonatan menunjukkan komitmen
politisnya: ia mendukung Daud sepenuhnya. Tindakan Yonatan
memberikan baju perang, dst. kepada Daud mungkin sekali
menyatakan bahwa ia menyerahkan tempatnya sebagai pewaris takhta.


Berikutnya, Daud dicintai oleh seluruh rakyat. Sebenarnya nyanyian
mengenai beribu-ribu dan berlaksa-laksa (ayat 7) kemungkinan
tidak bermaksud membanding-bandingkan kehebatan antara Saul dan
Daud. Nyanyian itu hanya sekadar nyanyian, dan perbedaan jumlah
yang dinyanyikan hanyalah sebuah puisi belaka. Namun, Saul
menyikapinya serius. Kini, Daud dilihatnya sebagai anak muda yang
ambisius: sebuah ancaman serius bagi posisinya. Ketika rasa
dengki merasuki akal sehat waspadalah karena itu berarti membuka
peluang bagi berlakunya sebuah kejahatan. Saul berusaha membunuh
Daud. Namun, Tuhan menyertai Daud dan membuatnya berhasil.


Renungkan:
Tidak mungkin mengharapkan semua orang mencintai Anda. Namun,
kalau Tuhan mencintai dan memelihara hidup Anda, cukuplah.

Scripture Union Indonesia © 2017.