Wawasan baru kemuridan.

Kisah Para Rasul 1:1-11
Minggu Paskah 7

Zaman kita kini adalah zaman yang ironis. Berbagai informasi
tentang dan dari belahan dunia lain yang jauh dapat dengan mudah
diterima, didengar, dibaca, atau ditonton. Namun pada saat yang
sama orang-orang yang berpikir sempit kedaerahan dan sektarian
justru tidak berkurang dan malah makin radikal, termasuk bahkan
beberapa saudara yang seiman.


Wawasan misioner justru mengajak murid untuk tidak berpikir picik,
dan mulai berpikir secara luas; sang murid akan menerima kuasa
dari Roh Kudus, dan menjadi saksi bagi Kristus sampai ke ujung
bumi (ayat 8). Wawasan misioner yang berdasarkan kuasa Roh Kudus
itu mengajak mereka meninggalkan wawasan kedaerahan yang sempit.
Pertanyaan mereka di ayat 6 mencerminkan keprihatinan kedaerahan
khas orang Yahudi, yang menantikan kedatangan zaman baru
mesianis ketika mereka akan ditinggikan di atas bangsa-bangsa
kafir lainnya. Kini pusat perhatian mereka bukan lagi aspirasi
sempit bagi golongan sendiri, tetapi pemberitaan Kerajaan Allah
ke seluruh penjuru dunia. Kata Yunani martureo ("bersaksi")
dalam ay. 8 merupakan akar kata dari kata 'martir'. Bersaksi
berarti siap juga berkorban, bahkan mati demi apa yang
dipercayai.


Kalimat yang hampir usang "berpikirlah secara global, bertindaklah
secara lokal" mengandung kebenaran yang harus kita camkan
sebagai murid-murid Kristus. Agenda terpenting perjuangan
Kristen tidak boleh egoistis: berjuang demi "agama", etnis/suku
yang kebetulan "seiman", klan/keluarga, pribadi dst. Perjuangan
Kristen adalah perjuangan yang mengorbankan diri dan bukan demi
keuntungan diri/golongan sendiri.


Renungkan:
Kesaksian selalu membawa kemungkinan pengorbanan diri dari pihak
yang bersaksi. "Kesaksian" yang mementingkan diri/golongan
bukanlah kesaksian sejati yang menaati tuntunan Roh Kudus.

Scripture Union Indonesia © 2017.