Disiplin Tuhan.

Mazmur 38
Minggu Paskah 7

Kita mengetahui bahwa ketika Allah mendisiplin anak-anak-Nya,
ketika itu ada kesakitan, ada perasaan yang terluka, lemah dan
pedih. Karena itu setiap orang yang pernah mengalaminya pasti
dapat membayangkan perasaan luka, lemah dan pedih yang dialami
Daud. Namun, satu hal dapat kita pelajari tentang sikap tepat
yang ditempuh Daud, yaitu bahwa akibat tidak enak disiplin dari
Tuhan itu tidak membuatnya menghindar, tetapi malah datang
kepada Allah membawa segala kepedihannya. Itulah sikap benar
ketika Tuhan mendisiplin kita.


Mazmur 38 adalah sebuah doa yang dinaikkan Daud ketika
mempersembahkan korban peringatan (ayat 1; bdk. Mzm 70). Ia
memohon agar Tuhan menolong dia dalam situasi kesakitan
menanggung disiplin dari Tuhan dan tekanan musuh-musuhnya.
Mazmur ini disusun sebagai sebuah kiasmus: ayat 2-5 dicerminkan
dalam ayat 22-23: berisi permohonan pengampunan dan keselamatan
dari Tuhan. Ayat 6-13 dicerminkan dalam ayat 18-21: keduanya
merupakan ratapan pemazmur atas penderitaan dan ketidakadilan
yang dialaminya, dan ayat 14-17 menjadi pusat dari mazmur ini,
yaitu seruan pemazmur agar Tuhan membela dan memberikan keadilan
kepadanya.


Penyakit dan penderitaan tidak selalu akibat dosa, tetapi bisa juga
merupakan disiplin Allah atas kita karena dosa-dosa kita. Karena
itu disiplin Allah juga harus dilihat dalam konteks yang lebih
luas, yaitu bahwa tindakan disiplin tersebut selalu dibungkus
oleh kasih Allah. Dari perikop ini kita belajar dua hal penting:
pertama, di tengah-tengah kesakitan dan penderitaannya, Daud
mengakui kemahatahuan Tuhan. Kedua, Daud menundukkan dirinya di
bawah kemurahan Allah Maha pengampun.


Renungkan:
Bila Anda jatuh dalam dosa, datanglah pada Tuhan, mintalah pada-
Nya untuk diperlakukan sesuai kekudusan dan kemurahan-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.