Karikatur verbal para imam dan ahli Taurat.

Markus 12:1-12
Minggu Sengsara 5

Dalam sejarah berbagai negara, reformasi bahkan revolusi
biasanya memakan banyak korban. Cukup sering korban pertama yang
jatuh justru di kalangan seniman. Sebabnya simpel, bentuk-bentuk
penyampaian pesan yang bersifat nyeni dan tak langsung kadang
lebih tajam dan meresap daripada yang langsung. Yesus ahli dalam
menggunakan ini.


Perumpamaan pun adalah salah satu media yang tajam, yang
ketajamannya sangat terasa melalui perumpamaan pada nas ini.
Perumpamaan ini didasari oleh nas Yesaya 5 yang menyebut Israel
sebagai kebun anggur Allah (Yes. 5:7). Namun, kini yang menjadi
pusat perhatian bukanlah kebun anggur itu sendiri, tetapi para
penggarap upahan yang mengurus kebun anggur tersebut. Interaksi
antara pemilik kebun anggur, para penggarap dan anak kekasih
inilah yang menjadi inti dari perumpamaan ini. Ia mengarahkan
perhatian para pendengarnya kepada dua hal. Pertama,
pemberitahuan tentang kematian Yesus, yang diumpamakan sebagai
anak pemilik kebun anggur yang kekasih, yang diutus kepada para
penggarap. Kedua, penolakan serta keputusan penghukuman terhadap
para pemimpin keagamaan Yahudi yang diumpamakan sebagai para
penggarap penyewa yang tidak bertanggung jawab dan jahat.
Perumpamaan ini menjadi karikatur yang suram tetapi mengena
tentang para pemimpin keagamaan Yahudi zaman Yesus.


Karikatur verbal ini makin lengkap ketika mereka marah dan berusaha
menangkap Yesus, tetapi takut kepada orang banyak. Peringatan
bagi kita, bahwa selalu ada godaan untuk menyalahgunakan
otoritas yang diberikan Allah. Penyalahgunaan adalah penolakan
terhadap Allah, yang akan diikuti oleh penghukuman.


Renungkan:
Kristus diutus dan mati bagi kita. Pementingan diri sendiri
adalah penolakan terhadap kedatangan dan pengorbanan-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.