Tuhan Perisaiku.

Mazmur 3
Minggu Epifania

Di mana di bumi ini yang aman dari bahaya? Di jalan? Teror,
perampok, bom, dan kecelakaan menghantui. Di rumah? Sewaktu-
waktu kebakaran, ledakan bom, banjir bisa menimpanya. Perisai
macam apa yang bisa kita pakai untuk melindungi diri dari
ancaman bahaya?


Pemazmur juga melihat di sekelilingnya penuh bahaya. Musuh mengepung
dirinya, bukan hanya puluhan atau ratusan, melainkan puluhan
ribu (ayat 7). Ini adalah suasana perang yang dilukiskan dalam
mazmur ini. Pemazmur (mungkin raja Daud) sedang terjepit dari
segala pihak. Menurut judul mazmur ini, Daud sedang menghadapi
makar putranya sendiri, Absalom yang berhasil menghasut hampir
seluruh rakyat dan pahlawan untuk menyingkirkan Daud. Namun,
bahaya itu ia hadapi dengan berharap kepada Tuhan. Berbagai
senjata pencabut nyawa boleh mengancamnya. Memang tidak ada
perisai buatan manusia yang dapat melindunginya seratus persen.
Tetapi, Tuhan adalah perisai, bukan hanya melindungi pemazmur
(ayat 4), melainkan juga akan balik menghantam semua musuh
sampai hancur (ayat 8). Ajaib, pemazmur merasa tenang dan tidak
khawatir lagi, bahkan mampu tidur dengan nyenyak karena
perlindungan Tuhan pasti adanya (ayat 6).


Sejarah mengajarkan bahwa kita tidak dapat mempercayakan
kesejahteraan kita sepenuhnya pada sesuatu yang bukan Allah.
Terali tidak dapat melindungi nyawa kita. Pengawal pribadi tidak
mungkin memberi kebebasan. Jikalau Anda termasuk orang yang
mengandalkan uang, senjata, kepandaian, dlsb., segeralah
bertobat dan bergantung kepada Tuhan saja. Bahkan andaikan diri
kita terancam sekali pun, di dalam Tuhan nasib kekal nyawa kita
terjamin sempurna.


Renungkan:
Jaminan sejati tidak datang dari dunia ini, tetapi dari surga.
Jaminan apa pun dari dunia ini apabila melebihi kedudukan Tuhan,
malah bisa berubah menjadi jerat pembantai hidup kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.