Memilih kebahagiaan.

Mazmur 1
Minggu sesudah Natal

Banyak orang mau melakukan apa saja asal hidupnya bahagia, puas
dan tenteram. Maka, tidak heran anak-anak muda lari ke narkoba,
seks bebas; orang-orang yang lebih tua menyibukkan diri dengan
mencari harta dan kuasa; orang lain mencari agama-agama,
kebatinan, apa pun yang dapat menenteramkan hati. Tetapi,
mereka yang memilih hal-hal tadi akhirnya harus mengakui bahwa
kenikmatan bertolak belakang dengan kebahagiaan. Jadi, adakah
pilihan yang tepat?


Mazmur 1 memberikan jawabannya. Secara negatif, kebahagiaan tidak
didapat dari perbuatan fasik/berdosa (ayat 1). Maka, orang yang
mau berbahagia harus menjauhi semua hal yang membawanya berdosa.
Jikalau tidak, kehidupan berdosa akan membawa kegagalan hidup
(ayat 4), dan akhirnya kebinasaan (ayat 6b). Sebaliknya, secara
positif, kebahagiaan hanya didapatkan di dalam hidup sesuai
dengan firman Tuhan (ayat 2). Orang yang hidup seturut firman-
Nya akan diberkati dengan keberhasilan (ayat 3) dan Tuhan
berkenan kepadanya (ayat 6a). Namun, lebih penting dari semuanya
itu, orang demikian dijamin penuh oleh sang sumber hidup sendiri
(ayat 3).


Hidup bahagia itu tumbuh melalui rangkaian pilihan dan keputusan
yang membentuk kebiasaan seumur hidup. Hal menghindari dosa
dalam segala bentuknya itu, juga hal mengasihi dan menyimpan
firman dalam hati. Sudah tiga hari dari tahun baru ini kita
jejaki; apakah kita sedang membangun hidup melalui pilihan-
pilihan dan kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita hidup mesra
serasi dengan Tuhan? Kita tidak perlu merasa bahwa perjuangan
rohani itu berat, sebab Tuhan Yesus telah memasuki sejarah
manusia, membuka jalan dan memberi teladan tentang hidup
demikian.


Renungkan:
Pilihan kebahagiaan adalah tanggung jawab kita sendiri. Allah
menyediakan jalannya, tetapi Ia tidak memaksa kita untuk
menjalani kehidupan ini menurut kehendak-Nya. Keputusan ada
di tangan kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.