Hosea 5:15-7:2
Minggu Advent 1


Pertobatan sesaat.

Agaknya pemberitaan Hosea tentang penghukuman dan penarikan diri
Allah dari hadapan umat-Nya telah mengejutkan umat sehingga
menyebabkan mereka sadar sesaat akan persundalan mereka dengan
allah-allah lain. Mereka bermaksud mengakui segala kesalahan
mereka dan berbalik kepada Allah (ayat 15; 6:1). Kata
‘berbalik’ berasal dari bahasa Ibrani ‘syub’ yang berarti
‘bertobat’ dalam makna perubahan pikiran, pandangan, dan sikap
hidup. Dengan berbalik kepada Allah umat berharap Allah
melepaskan mereka dari maut dalam hitungan waktu yang pendek.
Hal ini jelas dari kata-kata yang terdapat di ayat 2. Dengan
demikian malapetaka yang dialami Israel sebagai akibat dosanya
dipandang sebagai sebuah kematian. Tentu yang dimaksudkan di
sini bukanlah kematian jasmani, melainkan lebih kepada akibat
penarikan diri Allah dari hadapan umat-Nya atau akibat dari
wajah Allah tersembunyi dari umat-Nya. Masih ingat kisah Ayub?
Ketika wajah Allah tersembunyi dari padanya, maka Ayub mengalami
penderitaan yang amat sangat, yang menyebabkan ia harus mengutuk
hari kelahirannya bahkan sempat memprotes Allah (bdk. Ayb. 3
dst.).Sayangnya, keinginan untuk bertobat itu tidak berlangsung
lama; hanya sesaat saja (ayat 4). Israel memperlihatkan
kesetiaan kepada Tuhan dengan melaksanakan upacara agama yang
bersifat ritual dan formal, tetapi tidak mengaplikasikannya
dalam bidang kehidupan lainnya. Israel masih menindas sesamanya,
membunuh dlsb. (ayat 6, 8-10; 7:1,2). Namun, segala sesuatu
tampak dengan jelas di wajah Allah.


Allah menghendaki pertobatan yang sungguh-sungguh. Kasih Allah
kepada umat-Nya kekal, bukan sesaat. Karena itu, mestinya umat
perjanjian Allah harus berespons kepada kasih Allah kekal dengan
sikap taat yang tidak berkesudahan pula. Seluruh hidup dalam
seluruh waktu seharusnya memperlihatkan sikap hidup yang penuh
pengenalan dan kasih kepada Allah.


Renungkan:

Bukti kasih Allah yang kekal kepada manusia tampak dalam
berbagai peristiwa kelepasan yang dialami Israel. Kelepasan itu
telah terjadi bagi kita semua dalam natal Yesus.

Scripture Union Indonesia © 2017.