Hosea 3
Minggu Advent 1


Autobiografi Hosea sebagai gambaran kasih Allah.

Sama dengan pasal 1, pasal ini bukanlah sebuah rekonstruksi
riwayat hidup Hosea, melainkan sebuah gambaran tentang berita
pengampunan yang akan diterima umat Israel. Pada pasal-pasal
sebelumnya kita memperoleh penjelasan tentang perselingkuhan
Israel dengan kekasih-kekasih lain, yaitu ilah-ilah Kanaan (ayat
1). Dalam pasal ini, perselingkuhan itu digambarkan sebagai
perempuan yang suka bersundal dan berzinah (ayat 1). Perintah
Allah kepada Hosea untuk mengawini lagi istrinya itu merupakan
tindakan yang tidak hanya mengibaratkan kasih Tuhan kepada
Israel, tetapi juga tindakan penebusan.Penebusan Allah terhadap
Israel tampak ketika Hosea membeli kembali istrinya dengan harga
15 syikal perak dan satu setengah homer jelai. Hosea membeli
(menebus) kembali istrinya itu, mungkin dari seorang majikan
yang memperbudaknya (budak seks?), atau dari suatu kuil Baal
tempat berlangsungnya pelacuran bakti, yang bermaksud merangsang
kegiatan dewa kesuburan untuk menurunkan hujan. Dalam kebiasaan
Israel penebusan yang bersifat sosial ini di kalangan umat Allah
dilihat sebagai wujud dari anugerah dan kasih Allah dalam relasi
sosial. Makna teologis itu berakar dari tindakan penebusan Allah
atas umat-Nya. Karena itu tindakan ibarat yang dilakukan Hosea
ini sangat kental berkaitan dengan penebusan Allah atas Israel.
Bagi Hosea, Israel kini menantikan masa-masa yang penuh damai
sejahtera, pengharapan mesianis bagi umat (ayat 5).


Pada masa-masa advent ini seluruh umat Allah berada dalam masa-masa
penantian akan kedatangan Mesias Yesus untuk kedua kalinya. Pada
masa-masa penantian inilah kita pun perlu mengoreksi diri,
apakah kita sudah berada kembali pada jalan Tuhan dan kehendak-
Nya?


Renungkan:

Mestinya selama masa penantian akan kedatangan Mesias Yesus yang
kedua kalinya, kita harus senantiasa hidup menurut jalan-
jalan/kehendak Allah, karena masa mesianis itu sudah datang
ketika Yesus lahir di kandang Betlehem.

Scripture Union Indonesia © 2017.