Tergolong domba sang Gembala baikkah?

Yohanes 10:19-42
Minggu Sengsara 3

Bagian ini sangat penting dalam catatan Yohanes tentang pelayanan
Yesus. Bagian ini mencatat bagaimana Yesus mendesak orang banyak
agar menentukan sikap apakah mereka memihak atau menentang-Nya.
Dengan sabar dan penuh kasih Yesus berusaha meyakinkan mereka
bahwa Ia benar datang dari Allah. Tetapi, karena mereka menolak
kesaksian-Nya, pasal ini merupakan bagian terakhir Yesus
memberikan pengajaran dan menyatakan mukjizat secara publik.
Sesudah ini, di pasal 11 perbuatan dan pengajaran Yesus hanya
ditujukan bagi mereka yang mau percaya kepada-Nya. Bahkan dalam
bagian ini sudah terlihat isyarat bahwa Yesus tidak bersedia lagi
mengajar di bait Allah, tetapi hanya di dekat bait Allah (ayat
23).


Bahwa Yesus dan Bapa satu adanya dan bahwa mukjizat-Nya menunjukkan
bahwa Ia mampu memberi mereka hidup, ditolak dan dicap berasal
dari orang gila (ayat 20). Gila dan kerasukan setan, pada zaman
itu, dianggap sama. Yesus banyak mengajar menggunakan perumpamaan
sementara mereka ingin pernyataan yang terus terang. Masih
menggunakan perumpamaan gembala dan domba, Yesus menegaskan bahwa
sebenarnya kata dan perbuatan-Nya sudah jelas menunjukkan
identitas-Nya (ayat 25). Maka, masalahnya bukan pada
ketidakjelasan Yesus, tetapi pada kedegilan hati mereka (ayat
26). Meski demikian, kini dengan jelas Yesus menandaskan bahwa Ia
dan Bapa satu adanya. Kesatuan-Nya dengan Bapa itulah yang
menjadi dasar mengapa orang dapat beroleh bagian dalam hidup
kekal dan juga ada dalam kesatuan dengan Bapa (ayat 27-30). Dari
kesatuan-Nya dengan Bapa jugalah orang percaya boleh menikmati
berbagai jaminan dalam hidup di dunia ini karena telah memiliki
jaminan kekal Allah. Yesus kemudian memberikan alasan lain. Jika
mereka percaya bahwa Musa dan para nabi yang menerima firman
adalah “allah”, maka lebih lagi mereka harus menerima Yesus yang
memberi firman sebagai pemberian Allah yang setingkat Allah
sendiri (ayat 34-36). Sayangnya semakin jelas penyataan kebenaran
dari Yesus, semakin sebagian dari mereka yang memang sudah
mengeraskan hati menjauh dari kebenaran.


Renungkan: Kesempatan yang Tuhan berikan agar orang percaya bertobat memang
tidak akan selalu terbuka bila orang terus menutup diri dan
mengeraskan hati.

Scripture Union Indonesia © 2017.