Iman vs moralisme.

Yohanes 3:1-21
Minggu Sesudah Natal

Kepada orang yang memiliki moral dan etika yang tinggi,
berita kesaksian tetap sama. Semua manusia harus percaya pada
Yesus. Dalam 1:12-13 telah dijelaskan bahwa percaya pada
Yesus identik dengan dilahirkan dari atas. Ketika berbicara
dengan Nikodemus, Tuhan Yesus mengundangnya untuk percaya
pada-Nya. Ia menekankan pentingnya dilahirkan dari atas.
Nikodemus adalah orang yang saleh dan bermoral tinggi. Ia
seorang tokoh agama. Yesus juga menerima kenyataan ketokohan
Nikodemus di dalam masyarakat (ayat 10). Terhadap orang yang
bermoral tinggi seperti Nikodemus, Yesus menegaskan keharusan
dilahirkan dari atas. Dalam ayat 3, 5, 7, 11 Yesus menegaskan
bahwa kelahiran dari atas merupakan keharusan mutlak. Dan ini
berlaku universal, artinya kepada semua orang dan semua suku
bangsa, tanpa memperhatikan gender atau usia (ayat 8).


Tanpa dilahirkan dari atas tidak mungkin manusia melihat Kerajaan
Allah (ayat 3, 5). Kesalehan dan moral tinggi tidak dapat
membawa manusia melihat Kerajaan Allah. Bagaimana dilahirkan
dari atas? Dalam ayat 12, Yesus menegaskan kaitan kelahiran
dari atas dengan percaya pada-Nya. Dalam 1:13, istilah
dilahirkan dari atas diganti dengan istilah dilahirkan dari
Allah. Kedua istilah tersebut sama maknanya. Hubungan percaya
dan dilahirkan dari Allah terlihat jelas dalam 1:12-13.


Renungkan:

Tidak perlu mengubah berita keselamatan ketika berhadapan
dengan orang yang memiliki moral tinggi dan kehidupan yang
sangat saleh. Semua harus percaya pada Yesus. Tanpa iman
pada-Nya, tidak mungkin seseorang melihat Kerajaan Allah.
Percaya pada Yesus bersifat mutlak.


PA 8:Yohanes 2:12-25


Keajaiban yang muncul di depan mata kita dengan kuat akan
menyeret kita ke dalam berbagai perasaan yang diliputi
kekaguman. Ia memiliki daya tarik yang sedemikian kuat,
sehingga tanpa sadar membuat kita tercengang, terperanjat,
dan terus mengikutinya. Demikian halnya dengan mukjizat-
mukjizat yang dilakukan Yesus. Mukjizat-mukjizat itu menjadi
daya tarik yang sedemikian besar pada masa itu. Namun,
mukjizat-mukjizat itu bukanlah fokus utama yang menjadi
sorotan Tuhan. Melalui tindakan-Nya yang radikal pada perikop
ini, kita dapat melihat beberapa hal yang ditekankan-Nya.


Pertanyaan-pertanyaan pengarah:


1. Apakah yang dilakukan-Nya di Bait Allah? Kapankah hal itu
dilakukan-Nya? Mengapa Ia melakukan-Nya? Dan apakah yang
menjadi perhatian-Nya (ayat 13-16)? Apakah yang seharusnya
menjadi perhatian kita?


2. Hal apakah yang diingat para murid melalui peristiwa ini (ayat
17)? Hal apakah yang diingat para murid setelah Yesus bangkit
dari antara orang mati? Apakah yang menuntun mereka pada iman
(ayat 22)? Bandingkan iman mereka dengan iman banyak orang
yang telah menyaksikan mukjizat-mukjizat Yesus! Iman seperti
apakah yang dimiliki para murid?


3. Atas dasar apakah iman Anda seharusnya dibangun? Bagaimanakah
peranan firman Tuhan dapat menuntun pertumbuhan iman Anda?
Bagaimana Anda dapat meningkatkan ingatan Anda terhadap
firman Tuhan?


4. Apakah tanda mukjizat Yesus yang menjadi bukti dari otoritas
perkataan dan perbuatan-Nya (ayat 19-21)? Adakah Anda
menyadari bahwa sebagai Kristen, Anda telah menerima dan
menikmati hasil dari tanda mukjizat Kristus yang terbesar?
Adakah Anda merasa kagum dengannya? Bagaimanakah Anda
menyatakan rasa syukur atas karya Kristus ini?


5. Apa yang dimaksud dengan kalimat "Tetapi Yesus tidak
mempercayakan diri-Nya kepada mereka"? Bagaimanakah Anda tahu
bahwa Yesus mempercayakan diri-Nya kepada Anda?

Scripture Union Indonesia © 2017.