Rindu tak kunjung padam.

Mazmur 84
Minggu Ke-21 sesudah Pentakosta

Perasaan sangat mempengaruhi hubungan kita dengan Allah.
Tidak selalu kita berada di dalam suasana hati yang sangat
antusias ketika bersentuhan dengan hal-hal rohani. Ini
merupakan hal yang amat wajar, sekaligus menunjukkan
kelemahan kita sebagai orang-orang berdosa.


Itulah sebabnya, Mazmur yang kita baca hari ini terasa sangat
luar biasa, karena seakan-akan pemazmur terlalu berlebihan,
ketika berbicara mengenai kerinduannya untuk senantiasa
bersekutu dengan Allah yang hadir di tempat kediaman-Nya.
Pada waktu itu ia berada dalam situasi yang tidak
memungkinkan untuk beribadah di Yerusalem (2Raj. 18:13-16),
padahal ia begitu mencintai Bait Allah (ayat 2-3). Ia iri
terhadap burung-burung yang bebas bertengger di mana pun
mereka suka (ayat 4). Ia meyakini kebahagiaan orang-orang
yang senantiasa berada dekat Allah (ayat 5) dan selalu rindu
berziarah ke Yerusalem (ayat 6-8), karena Allah akan
mencurahkan rahmat-Nya kepada mereka.


Apakah pemazmur sungguh-sungguh meyakini maksud dan ucapannya?
Tentu saja. Karena itulah ia berdoa kepada Allah agar raja di
Yerusalem diberkati dan menjadi pelindung rakyat (ayat 10).
Hanya apabila Tuhan memulihkan posisi raja dan keadaan
Yerusalem, maka Bait Allah baru dapat dimasuki lagi dan
pemazmur dapat kembali beribadah.


Kerinduannya yang tak kunjung padam ini dilandasi oleh nilai-
nilai yang diyakininya, bukan sekadar perasaan. Seakan
pemazmur ingin mengatakan bahwa bersama Tuhan semesta alam
(ayat 2, 9, 13), ia tidak lagi kuatir akan hidupnya. Bukankah
Allah tidak pernah mengecewakan orang yang menjaga kemurnian
dirinya (ayat 12)? Itulah sebabnya ia menyebut berbahagia
kepada setiap orang yang senantiasa bersekutu dengan Tuhan
dan bersandar kepada-Nya (ayat 13).


Renungkan:

Kerinduan kepada Allah seharusnya bukanlah sekadar hasil
perasaan kita yang sering naik-turun, tidak menentu. Kita
beribadah karena meyakini dengan penuh kesungguhan akan
kebaikan dan perlindungan Allah. Mari kita memohon anugerah
Tuhan agar Ia menolong kita memahami kasih-Nya yang besar dan
mencondongkan hati kita ke arah Dia senantiasa.

Scripture Union Indonesia © 2017.