Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan.

Mazmur 59
Minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Kita lebih sering mengenal pelarian dalam konotasi negatif,
misalnya pelarian politik, pelarian cinta, pelarian arisan,
pelarian perjanjian. Tetapi mungkin satu-satunya pelarian yang
bermakna positif adalah seperti yang dilakukan oleh Daud. Ia tidak
seharusnya dikejar-kejar oleh pasukan pilihan Saul yang memburu
dirinya seolah si otak mafia berkaliber dunia.


Dalam seruannya kepada Allah terlihat bahwa tingkah laku musuhnya
semakin berbahaya (ayat 2-4). Saul mengirim tim federasi pembunuh
untuk mengincar nyawa menantunya sendiri (ayat 1Sam. 19:1; 9-18).
Dalam kondisi yang terpuruk ini Daud memohon pembelaan Allah
dengan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, sebab hanya
Tuhanlah Hakim yang adil dan benar (ayat 5-6).


Walaupun pemazmur sedang diawasi dengan ketat, namun matanya tidak
kalah cermat. Bahkan ia sempat menguraikan atmosfer yang
melingkupi dirinya dengan teliti kepada Allah. Ia menggambarkan
musuh-musuhnya seperti gerombolan anjing yang melolong
mengelilingi kota (ayat 7-8). Bertolakbelakang dengan keyakinan
musuhnya, pemazmur yakin bahwa ia sudah diselamatkan oleh Allah
(ayat 9-11). Lukisan tentang musuhnya dilanjutkan setelah ia
menyisipkan pujian kepada Allah. Dalam pandangannya, dosa kekejian
terbesar seterunya adalah bahwa mulut mereka tidak pernah kenyang
dengan sumpah serapah. Mereka tiada henti-hentinya mengaum (ayat
12-16). Di akhir mazmurnya Daud mengkonfirmasikan kepercayaannya
kepada Allah. Bahkan di dalam pelariannya, ia mau menyanyikan
kekuatan-Nya, bersorak-sorai karena kasih setia Tuhan (ayat 17-
18).


Bila kita mengkaji ulang sikap pemazmur di dalam kesesakan, kita
sungguh terhibur karena sebagai Kristen kita diperkenankan untuk
berseru kepada Allah. Sekalipun Allah mengendalikan para
penganiaya, Dia mungkin menyerahkan kita untuk diuji oleh lawan
yang jahat. Oleh karena itu kita harus berseru kepada Allah
sepanjang hidup kita.


Renungkan:
Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi tantangan
hidup yang seringkali menyesakkan kita dalam ketidakmengertian.
Tiada kekuatan lain yang mampu memberikan kepada kita ketenangan,
kecuali permohonan di dalam doa kepada Allah. Proses menggumuli
kuasa doa inilah yang memberikan ketenangan sejati.

Scripture Union Indonesia © 2017.