Tuhan di balik tragedi orang fasik.

Ester 7
Minggu ke-3 sesudah Pentakosta

Inilah suatu kisah tragis berawal dari "datanglah raja
dan Haman untuk dijamu oleh Ester" (1) dan diakhiri
dengan "Haman disulakan pada tiang yang didirikannya
bagi Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja" (8).
Kisah ini berangkat dari permohonan dan pengaduan Ester
kepada raja (2-6a) menuju percakapan raja dan Harbona
tentang penyulaan Haman (8c-9b), memanas pada saat raja
keluar ke taman istana dan menjadi semakin panas pada
saat raja kembali ke dalam ruangan minum anggur (7a,
8a). Puncak kisah ini adalah: Haman yang sangat
ketakutan berlutut pada katil tempat Ester berbaring
untuk mengemis nyawanya (6b, 8b, 7b).


Inilah suatu ironi yang tak mudah dipahami oleh Haman orang
Amalek musuh orang Yahudi. Sama seperti rencana
terselubungnya berbalik menimpa dirinya, demikian pula
permohonan nyawa Ester berbalik menjadi permohonan
nyawanya (3-4; 7-8). Berbeda dengan Ester yang mendapat
kasih dan pembelaan Raja, dia mendapat tuduhan
melecehkan ratu di hadapan raja (5, 8). Sama seperti
kegeraman murka raja yang bernyala-nyala terhadap Wasti
(1:12; 2:1), demikian pula panas hati Raja terhadap
diri Haman. Ia yang ingin membinasakan semua orang
Yahudi karena satu diantaranya tidak mau berlutut di
hadapannya (3:5-7), kini harus berlutut di hadapan
seorang wanita Yahudi (8). Semula ia mendongakkan
kepalanya (3:1-2), tak lama kemudian ia harus
menyelubungi mukanya karena malu (6:12), dan kini
terpaksa diselubungi mukanya karena menanti hukuman
mati (7:8). Ia ingin menyulakan Mordekhai (5:14) tapi
raja menyulakan dirinya (7:8). Tuhan, Raja segala raja
dengan cara yang tak terlihat membuka selubung rencana
jahat Haman dan menjatuhkan kejahatan ke atas kepalanya
sendiri. Inilah penggenapan nubuat Bileam bin Beor
"Yang pertama di antara bangsa-bangsa ialah Amalek,
tetapi akhirnya ia akan sampai kepada kebinasaan" (Bil.
24:20). Inilah suatu kisah tentang "siapa menggali
lobang akan jatuh kedalamnya, dan siapa
menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa
dia" (Ams. 26:27). Inilah suatu pengharapan bagi kita
orang percaya untuk menantikan saat dimana Tuhan
menyatakan pembelaan-Nya melalui kemenangan orang benar
atas orang fasik.


Renungkan:
Bagaimana kesadaran tentang keadilan Allah menolong
Anda melewati hari-hari ini?

Scripture Union Indonesia © 2017.