Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa.

Yakobus 2:1-13
Minggu Pentakosta

Orang yang
terpelajar, terhormat, dan terkenal senantiasa
mendapatkan perhatian dan kehormatan lebih,
dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki kesempatan
demikian. Sikap membedakan ini pun tidak jarang
dijumpai di lingkungan gereja, yang lebih memberikan
kesempatan dan penghormatan bagi yang kaya dan
sebaliknya meremehkan, membatasi, bahkan menghalangi
yang tidak kaya untuk mengekpresikan dirinya. Bagaimana
kita meresponi hal ini?


Melalui bagian ini Yakobus memperingatkan penerima surat
dan kita semua untuk tidak menilai orang berdasarkan
penampilan fisik dan derajat sosial. Sikap ini jelas
bertentangan dengan pernyataan bahwa Allah tidak
membedakan siapa pun karena Ia melihat hati dan bukan
penampilan lahiriah. Di samping itu sikap ini juga
berarti bahwa kita sedang menempatkan diri lebih tinggi
dan menduduki posisi hakim yang tidak adil bagi sesama
kita (4), serta melanggar hukum kasih (9). Siapakah
kita sehingga berhak menentukan kepada siapa hormat
dinyatakan atau kepada siapa ketidakhormatan dinyatakan
(2-3)? Demikiankah citra Kristen yang sesungguhnya?


Realita berbicara bahwa seringkali orang miskin lebih terbuka
bagi Injil daripada orang kaya, karena banyak orang
kaya lebih mengandalkan hidupnya pada kekayaan yang
dimilikinya daripada kepada Tuhan (5). Namun tidak
berarti bahwa orang kaya sulit menerima Injil, karena
status sosial tidak menjadi penentu status manusia di
hadapan Allah. Bersikap antipati dan mencurigai orang
kaya juga tidak dapat dibenarkan. Jadi sesungguhnya
surat ini ditulis dengan tujuan agar Kristen kembali
kepada hukum kasih, sehingga memiliki sikap yang benar
terhadap semua orang. Karena hukum kasih tercermin
dalam setiap hukum yang diberikan Tuhan kepada umat-
Nya. Tidak ada ukuran apa pun yang dapat menggeser
hukum kasih.


Renungkan:
Tempatkanlah harta pada porsi yang benar, sehingga
tidak mempengaruhi kita dalam bersikap kepada orang
lain. Kemudian taatilah hukum kasih dalam seluruh sikap
dan perbuatan Anda, sehingga tidak membuat Anda
membedakan siapa pun yang Anda temui. Inilah pengamalan
iman kristen sejati yang memuliakan Tuhan dan membangun
relasi kasih dengan sesama.

Scripture Union Indonesia © 2017.