Dibunuh untuk bangkit, dikalahkan untuk menang.

Matius 26:30-35
Minggu Sengsara 6

Perjamuan malam diakhiri dengan pujian, Yesus segera
menuju ke bukit Zaitun. Perbincangan Yesus dengan 11
murid seputar misi-Nya sebagai Juruselamat belum
dipahami dengan benar oleh mereka. Sebentar lagi
peristiwa yang begitu dahsyat akan memporakporandakan
tim Yesus. Yesus sebagai pemimpin yang digambarkan
sebagai Gembala akan dibunuh dan kawanan domba akan
terceraiberai. Apa yang pernah dinubuatkan oleh nabi
Zakharia beberapa saat lagi akan tergenapi. Sang
pemimpin harus dibunuh. Bukan semata karena ulah Yudas
dan para musuh-Nya sehingga Gembala itu dibunuh, bukan
pula kemenangan telak mereka atas Gembala yang lemah
dan tak berdaya. Tetapi Allah memang menetapkan bahwa
Gembala yang akan menjadi Penyelamat kawanan domba itu
harus mati dibunuh. Pembunuhan keji itu menunjukkan
betapa dahsyatnya dosa yang menguasai manusia, betapa
hebatnya murka Allah atas dosa dan betapa beratnya
hukuman Allah atas dosa yang harus ditanggung oleh Sang
Gembala, demi hidup kawanan domba-Nya dan seluruh umat
manusia.


Murid-murid yang tidak memahami sedahsyat apa peristiwa yang
bakal menggoncangkan iman mereka masih sempat
menyanggah pernyataan Yesus. Menanggapi pernyataan
mereka, Yesus memperingatkan bahwa Petrus yang merasa
kuat justru yang akan menyangkal. Situasi sulit dan
kondisi yang sangat berat akan dialami. Untuk sementara
waktu mereka pasti dikalahkan, dihancurkan, dan
digoncangkan karena Sang Pemimpin dibunuh. Pemaparan
Yesus jelas dan lugas mengenai apa yang bakal terjadi
pada waktu dekat dan apa yang akan terjadi sesudah
semuanya selesai. Ia mempersiapkan diri-Nya dan murid-
murid-Nya menghadapi peristiwa keji yang tak lama lagi
terjadi. Namun tetap dengan pengharapan, Ia akan
dibunuh tetapi Ia akan bangkit. Musuh-Nya hanya dapat
membunuh tubuh manusiawi-Nya. Ia berjanji bahwa Ia
pasti bangkit dan pergi ke Galilea ke tengah-tengah
mereka.


Renungkan:
Situasi dan kondisi sulit yang kita hadapi begitu mudah
menggoncangkan iman kita dan menghancurkan tekad untuk
mengikut Yesus. Kita harus hidup dalam pengharapan.
Yesus yang mati adalah Yesus yang bangkit. Yesus yang
dikalahkan adalah Pemenang. Dengan Dia kita hadapi
hidup ini dalam iman dan pengharapan yang pasti.

Scripture Union Indonesia © 2017.