Bukan tanda yang dibutuhkan, tetapi keterbukaan hati.

Matius 12:38-42
Minggu Epifania 4

Masih perlukah tanda bagi ahli Taurat dan orang
Farisi yang tidak mau percaya kepada Yesus? Banyak
tanda dan mukjizat telah dibuat Yesus, namun
ternyata hati mereka semakin keras membatu. Mereka
menganggap diri paling benar, sehingga mereka
senantiasa menjebak Yesus untuk mencari kesalahan-
Nya.


Saat itu mereka memanggil Yesus sebagai Guru (Rabbi),
suatu panggilan awal yang sopan untuk menyelubungi
maksud yang jahat. Mereka senantiasa mencari cara
yang mereka anggap paling jitu untuk menjebak
Yesus. Dalam bacaan ini, mereka meminta tanda dan
bukan mukjizat, karena tanda merupakan pengesahan
yang bersifat illahi. Mereka berpikir bahwa Yesus
tidak mungkin memberikan tanda karena Ia adalah
manusia biasa, anak seorang tukang kayu. Mereka
berharap ketika Yesus tidak mampu memberikan
tanda, maka terbukti bahwa apa yang dikatakan-Nya
selama ini tidak benar. Bagaimana respons Yesus?
Ternyata Yesus tidak terpancing dengan tantangan
mereka, Ia tidak membuktikan Keillahian-Nya dengan
cara manusia, tetapi dengan kuasa Illahi Ia
menyingkapkan siapa mereka dan siapa Diri-Nya.


Dengan kata-kata sangat keras dan pedas Yesus menegur
mereka sebagai angkatan yang jahat dan tidak
setia, karena mereka tidak mau terbuka kepada
kebenaran-Nya. Kepada mereka Yesus tidak
menunjukkan tanda yang spektakuler, tetapi Ia
memfokuskan kepada misi kedatangan Anak Manusia ke
dunia, seperti tanda nabi Yunus. Yesus menyebut
Diri-Nya sebagai Anak Manusia, karena sebutan
Kemanusiaan-Nya inilah yang diterima mereka. Namun
Yesus jauh melebihi nabi Yunus. Orang-orang Niniwe
bertobat karena pemberitaan Yunus, tetapi orang-
orang yang mendengar dan mau percaya, bertobat,
karena Ia sendiri jalan keselamatan itu. Kemudian
Yesus mengkaitkannya dengan kedatangan ratu Syeba
dari ujung bumi untuk melihat keagungan dan
kekayaan raja Salomo. Ia jauh melebihi Salomo,
karena itu banyak orang dari segala penjuru akan
datang kepada-Nya untuk mendapatkan keselamatan
daripada-Nya.


Renungkan: Tanda apa pun tidak dibutuhkan bagi orang
yang mengeraskan hati kepada kebenaran-Nya. Hanya
hati yang mau terbuka yang akan melihat bahwa
segala perbuatan Yesus merupakan bukti bahwa
Dialah Mesias sejati.

Scripture Union Indonesia © 2017.