Keyakinan harus terus ada sebab masalah selalu ada.

Mazmur 9
Minggu Epifania 1

Daud seakan-akan ingin menyaingi apa yang telah
Allah perbuat baginya dengan cara mengungkapkan
ucapan syukur kepada-Nya dalam berbagai cara (ayat
2-3). Ia melakukannya karena menyaksikan betapa
luar biasanya perbuatan Allah baginya, yaitu
masalah, kesulitan, dan penderitaan yang
bertumpuk, satu- persatu dibereskan oleh Allah.
Musuh-musuhnya dibuat Allah mundur, jatuh, dan
binasa di hadapan-Nya (ayat 4). Ia juga melihat
bagaimana Allah membela haknya secara adil (ayat
5). Lalu Daud mengenang kemenangan demi kemenangan
yang diberikan Allah, sehingga ia berhasil
memperluas wilayah kekuasaan dan pengaruhnya (ayat
6-7).


Namun ia kembali mengalami kesulitan, bahkan kali ini
penderitaan yang ia alami lebih hebat sebab ia
hampir masuk ke dalam maut dalam waktu yang
panjang (ayat 14, 19). Bagaimana pemazmur
menghadapi ini semua? Ia kembali berteriak minta
tolong kepada Allah. Ia tetap yakin bahwa Allah
akan menolongnya kembali. Mengapa ia tetap yakin?
Sebab ia mempunyai pengenalan yang benar yaitu
Allah yang adil dan penuh belas kasihan. Baginya
Allah adalah tetap Allah yang akan menumpas bangsa-
bangsa (ayat 16, 6); Allah yang menghakimi (ayat
17, 8-9) dan Allah yang tidak akan melupakan orang
miskin dan sengsara (ayat 19, 5). Bahkan kini
keyakinannya semakin bertumbuh, yakni agar manusia
mengenal Allah yang benar dan takut kepada-Nya.


Renungkan: Apa yang Allah sudah lakukan bagi Anda?
Mintalah kepada-Nya untuk membukakan mata rohani
Anda agar Anda mengenal Dia dengan lebih dalam dan
lebih benar. Pengenalan yang akan menumbuhkan
keyakinan penting bagi Anda untuk melangkah dalam
kehidupan ini dengan tetap tegar dan setia kepada-
Nya, sebab seperti yang dialami oleh pemazmur
persoalan, kesulitan, dan penderitaan akan terus
membayangi kita.


Bacaan untuk Minggu Epifania 1


Yesaya 61:1-4


Kisah Para Rasul 11:4-18


Markus 1:4-11


Mazmur 29:1-4, 9-10


Lagu: Kidung Jemaat 409


PA 1 Matius 5:27-48


Masyarakat Indonesia saat ini sudah bosan dengan orasi-
orasi berisi wejangan moral yang indah. Mereka
membutuhkan contoh kehidupan yang menjunjung
tinggi moralitas, yakni moralitas yang tidak
relatif namun berdasarkan standar Allah. Melalui
PA hari ini kita akan belajar bahwa Kristen harus
memperlihatkan kualitas moral yang tinggi dalam
bidang-bidang kehidupan, yang oleh sebagian
masyarakat standarnya sudah jauh diturunkan.


Pertanyaan-pertanyaan pengarah:


1. Perhatikan kata 'Kamu telah mendengar' pada ayat 27,
33, 38, 43 dan 'telah difirmankan' di ayat 31! Hubungkan
dengan hukum yang dikatakan kemudian, makna apa yang ingin
diungkapkan melalui pernyataan-pernyataan itu?


2. Apa perbedaan antara konsep berzinah yang sudah dikenal
dengan konsep yang diajarkan oleh Yesus (ayat 27)? Apa yang
mendasari konsep Yesus? Karena itu bagaimana Kristen harus
menggunakan anggota tubuhnya (ayat 29-30)? Prinsip apa yang
ingin dikatakan oleh Yesus melalui perintah-Nya (ayat 29-30)
yang sangat keras?


3. Bagaimana pandangan Yesus tentang pernikahan (ayat 31-
32)? Bagaimana pandangan masyarakat Yahudi? Apa yang
membedakan kedua pandangan ini? Bagaimanakah pandangan Anda
sendiri?


4. Bagaimanakah seharusnya kejujuran Kristen dalam
perkataan? Mengapa Yesus melarang Kristen untuk bersumpah?
Mengapa masyarakat Yahudi menghendaki sumpah? Apa yang harus
Kristen lakukan agar perkataannya dapat dipercayai?


5. Apakah cukup bagi Kristen untuk tetap diam dan tidak
membenci orang yang menyakitinya (ayat 39-42; 44)? Jika
tidak, apa yang seharusnya Kristen lakukan? Mengapa Kristen
dituntut sedemikian tinggi (ayat 45-48)?


6. Bagaimanakah konsep perzinahan, pernikahan, kejujuran,
dan kasih dalam masyarakat saat ini? Hal-hal apa yang akan
menghalangi dan mempersulit Anda untuk menjalankan perintah
Yesus khususnya hal perzinahan, pernikahan, kejujuran, dan
kasih kepada sesama? Bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana
Anda mengajarkan prinsip-prinsip ini kepada anak-anak Anda
ataupun anak-anak Sekolah Minggu?

Scripture Union Indonesia © 2017.