Ingin cepat kaya, membawa celaka.

Amsal 28:16-28
Minggu ke-21 sesudah Pentakosta

Tidak seorang pun ingin miskin atau tetap dalam kemiskinannya.
Masing-masing berjuang memperbaiki taraf hidupnya dengan berbagai
macam cara dan usaha, namun tidak semua perjuangan ini
mendapatkan kesempatan dan hasil yang sama. Siapa yang bertekun
dalam usaha yang halal akan memperjuangkannya di jalur yang
benar, sebaliknya bagi yang menganggap bahwa usaha yang halal
tidak menjawab kebutuhannya akan segera beralih kepada cara yang
tidak halal, demi tercapainya tujuan.


Dari dulu hingga kini, banyak orang menjanjikan `kaya dengan cara
mudah dan cepat'. Siapa yang tidak tergiur dengan janji kaya
mendadak? Mereka tidak lagi memikirkan risikonya karena fokus
perhatian pada kekayaan. Beberapa risiko telah dikatakan penulis:
orang yang ingin cepat kaya akhirnya menghalalkan cara sehingga
tidak terluput dari hukuman (20), orang yang kikir hanya mengejar
harta dan justru akan kekurangan (22), anak yang merampas harta
ayah dan ibunya telah merusak keluarganya (24), orang yang loba
tidak memelihara relasi dengan orang lain (25), orang yang
menyimpan kekayaannya hanya untuk diri sendiri akan dikutuki
(27). Segala risiko ini sering diabaikan karena terkalahkan oleh
keinginan cepat kaya. Risiko tidak penting, yang penting kaya
dulu. Itulah sebabnya segala cara dihalalkan, sampai merusak
keluarga sendiri, merusak bangsa sendiri, bahkan merusak diri
sendiri. Banyak orang menjadi pengedar ganja dan narkoba bukan
karena membutuhkan sesuap nasi, tetapi karena inilah cara mudah
cepat kaya. Banyak orang menjual diri dengan cara amatir ataupun
profesional demi mencukupi kebutuhan sekunder. Banyak orang
mencetak uang palsu agar cepat kaya. Sampai kapankah kekayaan
dapat bertahan sebagai tujuan hidup?


Renungkan:
Kekayaan yang cepat didapat dengan menghalalkan cara akan berdampak
buruk bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan diri sendiri.


Bacaan untuk Minggu ke-21 sesudah Pentakosta


Yesaya 25:6-9


Filipi 4:12-20


Matius 22:1-14


Mazmur 23


Lagu:
Kidung Jemaat 287

Scripture Union Indonesia © 2017.