Aku warga negara Rum.

Kisah 22:23-29
Minggu ke-3 sesudah Pentakosta

Tindakan orang-orang Yahudi tidak sekadar mengekspresikan
kemarahan besar atau bahkan kebuasan, namun lebih merupakan
reaksi kengerian terhadap penghujatan yang `dilakukan' Paulus.
Kepala pasukan Rum berhasil menyelamatkan Paulus dan membawanya
ke markas. Ketika tentara Rum tidak dapat menjelaskan
sebab-musabab huru-hara itu, kepala pasukan memerintahkan
tentaranya untuk memeriksa Paulus dengan siksaan. Ini merupakan
prosedur yang lazim untuk mendapatkan informasi dari
seorang pesakitan. Ia akan disesah dengan sebuah cambuk
kulit yang ujungnya berlogam tajam. Seseorang yang
disesah dengan cambuk demikian jika tidak mati, maka akan
mengalami kelumpuhan seumur hidupnya.


Ketika Paulus menyatakan bahwa ia warga negara Rum, maka kepala
pasukan itu membatalkan penyesahan atasnya dan menjadi ketakutan,
karena menyesah seorang warga negara Rum adalah tindakan
melanggar hukum. Dalam kasus ini terlihat jelas bahwa Paulus
tidak ragu-ragu menuntut haknya sebagai seorang warga negara Rum.
risten di Indonesia seharusnya juga bangga terhadap status
kewarganegaraannya dan harus secara aktif menuntut haknya sesuai
hukum yang berlaku, untuk mengekpresikan iman kepercayaannya dan
beribadah dengan bebas dan rasa aman yang penuh. Harus diakui
bahwa zaman sekarang hak-hak warga negara Kristen di berbagai
bidang banyak yang dikebiri. Saatnya akan tiba dengan segera
dimana tantangan yang legal terhadap hak-hak konstitusional kita
akan memuncak dan setiap Kristen akan dipanggil dan dituntut
untuk membuat suatu keputusan apakah tetap setia atau menyangkali
Dia.


Renungkan:
Paulus yang telah setia mengikuti pimpinan Allah dan Allah
bertindak melindungi hamba-Nya. Demikian pula Kristen, Allah
akan melindungi Kristen pada saat kita mengikuti pimpinan-Nya
dan setia pada-Nya.


Bacaan untuk Minggu ke-3 sesudah Pentakosta


Hosea 6:1-6
Roma 4:13-25
Matius 9:9-13
Mazmur 50:1-15


Lagu: Kidung Jemaat 337


Pemahaman Alkitab 1 -- Kisah 22:1-22


Kecerdasan dan ketajaman Paulus dalam berstrategi tidak diragukan
lagi. Sebagai penganut jalan Tuhan, Paulus tidak kurang akal untuk
membinasakan para pengikut Kristus, dengan meminta surat kuasa dari
Imam Besar. Kemahiran berstrategi yang melekat dalam pikirannya ini
pun nampak ketika ia harus mempertanggungjawabkan misinya di hadapan
orang Yahudi. Berbagai cara pengungkapan kebenaran dipakainya sebagai
metode pendekatan kepada orang Yahudi yang memusuhi dan berniat
membunuhnya. Dengan demikian misi pemberitaan injil keselamatan
dapat tetap disebarluaskan, walaupun saat itu ia hanyalah seorang
tawanan.


Pertanyaan-pertanyaan pengarah:


1. Sebutan apakah yang dipakai Paulus sebagai sapaan awal kepada
orang-orang Yahudi (1)? Mengapa ia menyebut mereka demikian?
Dalam menyampaikan pembelaannya, mengapa ia memakai bahasa Ibrani?
Langkah-langkah awal inikah yang membuat mereka menjadi agak
tenang? Jelaskan!


2. Apakah maksud Paulus menceritakan identitas dirinyadengan lengkap?
Ketika mengidentifikasikan dirinya, Paulus sangat berhati-hati
memilih istilah, misalnya: 'jalan Tuhan' sebagai pengganti kata
`pengikut Yesus' (5), mengapa demikian? Peristiwa penting dalam
hidupnya pun tak lupa diceritakan (6-9), apa yang ingin ditekankan
Paulus dalam pengalaman ini? Mengapa kesaksian ini perlu
disahkan dengan kehadiran Ananias, orang Yahudi yang taat
Taurat (12)?


3. Paulus tak lupa menjelaskan misi yang dipercayakan kepadanya,
yakni kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Bagaimana reaksi mereka
ketika mendengar bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi ini dapat
terhitung sebagai bangsa Yahudi karena Kristus? Mengapa mereka
menjadi marah dan langsung berteriak, adakah yang salah dari misi
Paulus ini?


4. Dari semua penjelasan Paulus, nampak jelas bahwa ia tidak
bersalah, baik secara politik maupun agama. Lalu dengan alasan
apakah mereka menangkap Paulus? Apa yang dapat kita teladani
sebagai Kristen di tengah masyarakat pluralis? Bagaimana
masyarakat menilai Anda sebagai Kristen, apakah Anda dibenci
karena tingkah laku atau karena kebenaran Injil yang harus
dipertahankan?

Ketika Paulus menyatakan bahwa ia warga negara Rum, maka kepala pasukan itu membatalkan penyesahan atasnya dan menjadi ketakutan, karena menyesah seorang warga negara Rum adalah tindakan melanggar hukum. Dalam kasus ini terlihat jelas bahwa Paulus tidak ragu-ragu menuntut haknya sebagai seorang warga negara Rum. risten di Indonesia seharusnya juga bangga terhadap status kewarganegaraannya dan harus secara aktif menuntut haknya sesuai hukum yang berlaku, untuk mengekpresikan iman kepercayaannya dan beribadah dengan bebas dan rasa aman yang penuh. Harus diakui bahwa zaman sekarang hak-hak warga negara Kristen di berbagai bidang banyak yang dikebiri. Saatnya akan tiba dengan segera dimana tantangan yang legal terhadap hak-hak konstitusional kita akan memuncak dan setiap Kristen akan dipanggil dan dituntut untuk membuat suatu keputusan apakah tetap setia atau menyangkali Dia.

Renungkan: Paulus yang telah setia mengikuti pimpinan Allah dan Allah bertindak melindungi hamba-Nya. Demikian pula Kristen, Allah akan melindungi Kristen pada saat kita mengikuti pimpinan-Nya dan setia pada-Nya.

Bacaan untuk Minggu ke-3 sesudah Pentakosta

Hosea 6:1-6 Roma 4:13-25 Matius 9:9-13 Mazmur 50:1-15

Lagu: Kidung Jemaat 337

Pemahaman Alkitab 1 -- Kisah 22:1-22

Kecerdasan dan ketajaman Paulus dalam berstrategi tidak diragukan lagi. Sebagai penganut jalan Tuhan, Paulus tidak kurang akal untuk membinasakan para pengikut Kristus, dengan meminta surat kuasa dari Imam Besar. Kemahiran berstrategi yang melekat dalam pikirannya ini pun nampak ketika ia harus mempertanggungjawabkan misinya di hadapan orang Yahudi. Berbagai cara pengungkapan kebenaran dipakainya sebagai metode pendekatan kepada orang Yahudi yang memusuhi dan berniat membunuhnya. Dengan demikian misi pemberitaan injil keselamatan dapat tetap disebarluaskan, walaupun saat itu ia hanyalah seorang tawanan.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Sebutan apakah yang dipakai Paulus sebagai sapaan awal kepada orang-orang Yahudi (1)? Mengapa ia menyebut mereka demikian? Dalam menyampaikan pembelaannya, mengapa ia memakai bahasa Ibrani? Langkah-langkah awal inikah yang membuat mereka menjadi agak tenang? Jelaskan!

2. Apakah maksud Paulus menceritakan identitas dirinyadengan lengkap? Ketika mengidentifikasikan dirinya, Paulus sangat berhati-hati memilih istilah, misalnya: 'jalan Tuhan' sebagai pengganti kata `pengikut Yesus' (5), mengapa demikian? Peristiwa penting dalam hidupnya pun tak lupa diceritakan (6-9), apa yang ingin ditekankan Paulus dalam pengalaman ini? Mengapa kesaksian ini perlu disahkan dengan kehadiran Ananias, orang Yahudi yang taat Taurat (12)?

3. Paulus tak lupa menjelaskan misi yang dipercayakan kepadanya, yakni kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Bagaimana reaksi mereka ketika mendengar bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi ini dapat terhitung sebagai bangsa Yahudi karena Kristus? Mengapa mereka menjadi marah dan langsung berteriak, adakah yang salah dari misi Paulus ini?

4. Dari semua penjelasan Paulus, nampak jelas bahwa ia tidak bersalah, baik secara politik maupun agama. Lalu dengan alasan apakah mereka menangkap Paulus? Apa yang dapat kita teladani sebagai Kristen di tengah masyarakat pluralis? Bagaimana masyarakat menilai Anda sebagai Kristen, apakah Anda dibenci karena tingkah laku atau karena kebenaran Injil yang harus dipertahankan?

", "http://www.su-indonesia.org/images/santapanHarian/1060-t.jpg", 520, 350)'>
Scripture Union Indonesia © 2017.