23Jun2018
Menjaga Persaudaraan
Kejadian 25:19-34
Minggu ke-4 sesudah Pentakosta
Ada kelompok etnik tertentu yang menekankan pentingnya persaudaraan berdasarkan marga atau fam. Ada juga suku yang sangat menekankan persaudaraan komunal, yaitu persaudaraan dengan orang-orang yang ada dalam komunitasnya, baik itu ikatan sedarah maupun bukan. Untuk menjaga solidaritas dan keutuhan kebersamaan, penyatuan diri dalam komunitas merupakan hal utama. Dalam kisah ini, kita melihat suatu...
Kus Aprianto
24Jun2018
Jangan Khawatir
Kejadian 26
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Orang Jawa sering kali mengupamakan kehidupan dengan ungkapan ”Kadya cakra manggilingan”, yang artinya kehidupan seperti roda berputar. Ada kalanya seseorang di atas, seperti: mendadak sukses, bahagia, sehat, dan lainnya. Namun, terkadang seseorang di bawah, misalnya: terpuruk dalam hal ekonomi, sakit-sakitan, sedih, menangis, dan sebagainya. Hal semacam ini bisa menimpa siapa saja, termasuk orang...
Kus Aprianto
25Jun2018
Berkat Allah Melalui Keluarga
Kejadian 27:1-40
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Berkat Tuhan yang dapat dirasakan di sekitar kita berasal dari orangtua. Orangtua yang pertama kali melatih bagaimana kita berjalan, naik sepeda, berbahasa, berkomunikasi, dan sebagainya. Waktu kita sakit, merekalah yang merawat kita. Mereka membesarkan dan membiayai pendidikan kita agar kelak kita dapat mandiri dan dewasa. Esau dan Yakub juga merasakan berkat Allah yang sama dengan manusia pada...
Kus Aprianto
26Jun2018
Cedera Kemanusiaan
Kejadian 27:41-28:9
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Permusuhan adalah kata yang bukan hanya tidak enak didengar, tetapi juga ingin dihindari oleh siapa pun. Sebab, permusuhan adalah sumber penghancur kehidupan manusia. Suatu peradaban maju bisa hancur lebur karena permusuhan. Keluarga bisa retak karena musuh dalam selimut. Kebahagiaan dan ketenteraman bisa hilang tidak berbekas karena saling bermusuhan. Meskipun kita tidak menyukai permusuhan, namun...
Kus Aprianto
27Jun2018
Larilah kepada Tuhan
Kejadian 28:10-22
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Dalam dunia ini tidak seorang manusia pun yang sempurna tanpa kesalahan. Sehebat apa pun seseorang, ia tetap manusia fana yang memiliki kelemahan dan kekurangan. Mungkin kelemahan itu bisa berasal dari sifat, watak, karakter, budaya, dan lainnya. Kekurangan ini bisa saja menimbulkan dampak negatif dalam setiap pengambilan keputusan dalam hidup kita. Satu-satunya cara bagi Yakub untuk terhindar dari...
Kus Aprianto
28Jun2018
Belajar Merendahkan Hati
Kejadian 29:1-30
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Tuhan mendidik manusia dengan banyak cara. Mulai dari teguran sampai hukuman sebagai pendisiplinan. Acap kali kita mengeraskan hati atas teguran Tuhan. Akibatnya Tuhan memberikan hukuman untuk menghancurkan kekerasan hati umat-Nya. Apa pun cara yang dipakai Tuhan, semuanya itu bertujuan untuk kebaikan kita agar umat-Nya dapat menjadi wadah Allah untuk mewujudkan berbagai karya agung-Nya di muka bumi...
Kus Aprianto
29Jun2018
Bertobat dan Diberkati
Kejadian 29:31-30:24
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Siapakah manusia dewasa itu? Manusia dewasa adalah seseorang yang bersedia terus-menerus belajar dan mengasah dirinya menjadi pribadi yang semakin baik. Ibarat sebuah peribahasa yang mengatakan, ”Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat”, yang artinya hendaknya seseorang tidak berhenti menuntut ilmu hingga meninggal dunia. Tidak berhenti belajar merupakan salah satu modal yang kuat bagi seseorang...
Kus Aprianto
Scripture Union Indonesia © 2017.