ISC (International Student Camp) 8

Pada akhir tahun 2019, 10 orang dari Indonesia bergabung di Kamp Siswa Internasional (International Students Camp) ke-8 di Malaysia. Kamp ini sangat istimewa karena tidak seperti ISC yang sebelumnya, ini merupakan kamp kepemimpinan. Kamp ini dimulai pada 26 Desember 2019 dan kami berangkat pada 1 Januari 2020. Meskipun kamp itu hanya satu minggu, terasa sungguh cepat dengan segala aktivitas yang kami ikuti. Sebagai pemimpin Kristen masa depan, kami diperlengkapi tidak hanya dengan firman Allah, tetapi mental kami juga dibentuk untuk menjadi pemimpin.

Pada hari pertama kamp, kami berkenalan dengan anggota kamp lain yang berasal dari lebih dari 10 negara berbeda. Sekitar 120 orang Kristen berkumpul dan kami membuka kamp dengan sebuah upacara, itu semua terasa sangat luar biasa. Di tengah usia, ras, dan budaya yang berbeda-beda, kami menyanyikan lagu-lagu yang sama dan memuji Tuhan. Di akhir kamp, kami semua menjadi satu keluarga dan perbedaan-perbedaan yang ada tidak menjadi penghalang sama sekali. Sebagian dari kami juga mengalami situasi dan kondisi yang serupa di negara kami masing-masing dan kami berdoa bersama.

Selama kamp berlangsung, kami mempelajari firman Allah melalui khotbah, perenungan firman, dan kesaksian. Pertama-tama kami belajar bagaimana membaca Alkitab dengan metode Scripture Union yang terdiri dari lima langkah, yaitu berdoa, membaca, berefleksi, bertindak, dan berdoa. Kami juga mempelajari kitab Kolose secara mendalam dan mempelajari karakteristik pemimpin Kristen. Kemudian, kami mendengar kesaksian dari pemimpin Kristen sejati, yakni Marriane Liauw, Roshan Thiran, dan Jory Leong. Terakhir, kami juga mempelajari kepemimpinan Kristen dari kitab Nehemia melalui perenungan kami. Melewati itu semua, semangat kami diperbarui dan dikuatkan lagi dan lagi.

Di sepanjang kamp, kami juga belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin Kristen dalam kehidupan sehari-hari kami. Pertama, kami perlu melakukan sendiri hal-hal di dalam lingkungan kamp, dari mencuci piring kami sendiri hingga merapikan tempat tidur kami sendiri. Kami juga bergiliran melayani anggota kamp yang lain pada jam makan. Ditambah lagi, jadwal kami sangat padat dan kami diminta untuk menjaga kesehatan kami agar mampu mengikuti semua aktivitas dengan baik. Terakhir, kami mengadakan perjalanan petualangan di mana kami berjuang menyusuri sungai dan melewati gua. Kami harus mendorong kemampuan fisik kami hingga titik batasnya dengan menaiki 1.000 anak tangga dan merangkak di dalam air; beberapa dari kami bahkan digigit lintah. Aktivitas-aktivitas itu membuat kami semakin kuat secara fisik dan mental.

Kesimpulannya, Kamp Siswa Internasional ke-8 sudah pasti menjadi pengalaman tak terlupakan bagi kami. Firman Tuhan dan aktivitas-aktivitas kepemimpinan lainnya menguatkan diri kami sebagai pemimpin Kristen. Kami berdoa supaya kami membawa semangat ini kembali ke negara kami masing-masing dan gereja kami sendiri, dan menjadi terang yang tak akan bisa disembunyikan.
Scripture Union Indonesia © 2017.